TAMIANG LAYANG – RSUD Tamiang Layang terus memperkuat upayanya dalam optimalisasi pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) melalui peluncuran “SAPARI” (Sarana Panduan Administrasi). Inisiatif ini diinisiasi oleh Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Tamiang Layang, Diannie Legalia, S.P., M.Si, yang juga merupakan peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA), sebagai bagian dari program Aksi Perubahan. Acara peluncuran SAPARI yang bersamaan dengan Evaluasi SIMRS 2024, berlangsung di Aula RSUD Tamiang Layang pada Senin (11/11/2024) dan dibuka oleh Direktur RSUD Tamiang Layang, dr. Vinny Safari, M.M. Turut hadir dalam kegiatan ini jajaran manajemen rumah sakit, kepala bidang, kepala ruangan, dan perwakilan seluruh instalasi.
SAPARI hadir sebagai langkah strategis untuk memandu seluruh unit layanan di RSUD Tamiang Layang dalam menerapkan dan mengoptimalkan SIMRS secara konsisten. Kabag Tata Usaha RSUD Tamiang Layang, Diannie Legalia, menuturkan bahwa penerapan SIMRS bukanlah tugas yang mudah, karena membutuhkan sumber daya dan anggaran yang tidak sedikit. Namun demikian, komitmen tinggi tetap dipegang demi penyempurnaan sistem ini. “Sejak penerapannya, RSUD Tamiang Layang merasakan kemudahan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat,” ujarnya.
Melalui penerapan SIMRS, proses administratif di RSUD Tamiang Layang dapat diotomatisasi dan terintegrasi secara efektif. SIMRS terbukti mampu mengelola penjadwalan, antrian, serta pendaftaran pasien dengan lebih efisien, yang berdampak pada pengurangan waktu tunggu pasien dan beban kerja staf administrasi. Selain meningkatkan efisiensi, sistem ini menjaga privasi dan keamanan data pasien, mengelola rekam medis elektronik (ERM) dengan baik, serta meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.
Direktur RSUD Tamiang Layang, dr. Vinny Safari, M.M., menegaskan bahwa upaya optimalisasi ini memberikan manfaat besar, baik dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat maupun dalam mendukung transformasi digital rumah sakit. “Penggunaan SIMRS membantu pengelolaan stok obat dan peralatan medis, mempermudah pengambilan keputusan manajemen, serta mendukung peningkatan kualitas layanan yang terintegrasi, termasuk untuk program jaminan kesehatan seperti BPJS,” ujarnya.
Lebih jauh, pencapaian implementasi SIMRS ini turut mendukung integrasi dengan sistem BPJS serta konektivitas data dengan Sistem SATUSEHAT Kementerian Kesehatan, sebagai bentuk komitmen RSUD Tamiang Layang dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Barito Timur.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, sebanyak 88% rumah sakit di Indonesia telah mengadopsi SIMRS, termasuk RSUD Tamiang Layang yang sejak 2019 telah menggunakan sistem ini untuk mengelola aspek operasional secara lebih terpadu. Meskipun SIMRS telah diterapkan di banyak rumah sakit, tantangan dalam implementasi optimal masih ada. Kehadiran SAPARI diharapkan dapat menjadi panduan administrasi yang efektif untuk mengatasi kendala ini di RSUD Tamiang Layang.
Dengan diluncurkannya SAPARI, RSUD Tamiang Layang semakin dekat menuju transformasi digital penuh, sehingga dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat serta memastikan pelayanan kesehatan yang lebih cepat, tepat, dan efisien.(cak)
1,774 total, 1 kali dibaca hari ini