
TAMIANG LAYANG — Pemerintah Kabupaten Barito Timur memastikan layanan kesehatan tetap siaga menghadapi potensi peningkatan kondisi darurat selama perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Bersama unsur TNI dan Polri, Pemkab Bartim melakukan pengecekan kesiapan RSUD Tamiang Layang, Senin (15/12/2025), sebagai langkah antisipasi menjaga mutu pelayanan publik di masa libur panjang.
Tim gabungan dipimpin Asisten I Setda Barito Timur, Ari Panan P. Lelu, dan disambut Direktur RSUD Tamiang Layang, Vinny Safari, bersama jajaran manajemen rumah sakit. Peninjauan difokuskan pada kesiapan Unit Gawat Darurat (UGD), ketersediaan tenaga medis dan tenaga kesehatan, serta sarana dan prasarana pendukung layanan kesehatan.
Usai peninjauan, Ari Panan menegaskan bahwa kesiapsiagaan rumah sakit menjadi faktor kunci dalam menghadapi potensi lonjakan kasus darurat akibat meningkatnya mobilitas masyarakat selama Nataru.
“Pengecekan ini bertujuan memastikan UGD kita siap menghadapi berbagai kondisi darurat saat memasuki hari raya Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Menurut Ari Panan, potensi risiko tidak hanya bersumber dari arus perjalanan libur akhir tahun, tetapi juga dari agenda keagamaan berskala besar di wilayah sekitar, seperti pelaksanaan Haul Guru Sekumpul di Kalimantan Selatan, yang berpotensi meningkatkan pergerakan masyarakat lintas daerah.
“Peningkatan mobilitas tentu berbanding lurus dengan risiko kejadian darurat. Karena itu kesiapan fasilitas kesehatan harus dipastikan sejak awal,” katanya.
Dalam pengecekan tersebut, perhatian juga diarahkan pada pengaturan sumber daya manusia, khususnya jadwal dokter dan tenaga kesehatan selama masa Nataru. Ari Panan meminta manajemen rumah sakit mengatur jadwal kerja secara proporsional, termasuk bagi tenaga medis yang mengambil cuti atau mengikuti ibadah Natal.
“Jadwal harus diatur dengan baik agar rumah sakit tetap siap. Ketika terjadi kondisi darurat, pelayanan harus bisa berjalan optimal,” tegasnya.
Selain tenaga medis, tim gabungan memastikan kesiapan sarana pendukung layanan, mulai dari ketersediaan obat-obatan, pasokan listrik, hingga peralatan medis agar seluruhnya berada dalam kondisi siap pakai.
“Kesiapan obat-obatan, listrik, dan peralatan medis menjadi bagian penting dari pelayanan gawat darurat,” ujarnya.
Ari Panan menyampaikan bahwa tidak ada penambahan kapasitas khusus, baik tenaga medis maupun perlengkapan, dalam menghadapi periode Nataru. Namun demikian, koordinasi internal dan kesiapsiagaan seluruh unsur rumah sakit terus ditekankan agar pelayanan tidak terganggu.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mendiskusikan langkah antisipasi terhadap kemungkinan kondisi darurat di luar prediksi, termasuk yang berkaitan dengan pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG).
“Kami juga membahas antisipasi jika terjadi keadaan darurat yang tidak kita harapkan, misalnya potensi keracunan makanan. Semua harus disiapkan skemanya,” pungkas Ari Panan.(ist/cak)
517 total, 517 kali dibaca hari ini
