
TAMIANG LAYANG — Pemerintah Kabupaten Barito Timur menegaskan komitmennya dalam menjamin hak pendidikan yang setara bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui penguatan kompetensi guru pendamping. Komitmen tersebut diwujudkan lewat pelatihan keterampilan bagi guru pendamping ABK sebagai bagian dari implementasi nyata program sekolah inklusi di Barito Timur.Hal itu disampaikan Bupati Barito Timur, M. Yamin, saat meninjau langsung pelaksanaan pelatihan keterampilan guru pendamping ABK di Aula Dinas Pendidikan Barito Timur, Jumat (19/12/2025).Menurut Bupati, anak-anak ABK memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu. Keterbatasan yang dimiliki tidak boleh menjadi alasan untuk membatasi akses mereka terhadap layanan pendidikan.

“Walaupun mereka memiliki keterbatasan, anak-anak ABK tetap berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya,” tegas M. Yamin.Ia menjelaskan, pelatihan tersebut menghadirkan narasumber dari Surabaya dengan tujuan membekali para guru keterampilan khusus dalam mendampingi siswa ABK. Para peserta diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas diri, tetapi juga menjadi mentor bagi guru-guru lain di sekolah masing-masing. “Guru pendamping ini akan menjadi garda terdepan dalam penanganan siswa ABK di sekolah. Mereka juga diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada orang tua dan masyarakat,” ujarnya.Lebih lanjut, M. Yamin menekankan bahwa kondisi anak berkebutuhan khusus bukanlah sesuatu yang patut disesali, melainkan sebuah amanah yang harus ditangani dengan pendekatan dan perlakuan yang tepat agar anak dapat berkembang secara optimal. “Anak-anak ABK bukanlah sesuatu yang kita pilih, tetapi merupakan takdir dari Allah SWT. Tugas kita adalah memberikan perhatian dan perlakuan khusus agar mereka dapat hidup dan beraktivitas seperti anak-anak pada umumnya,” katanya.Di akhir arahannya, Bupati mengingatkan para guru agar tidak berhenti belajar setelah mengikuti pelatihan. Ilmu dan keterampilan yang diperoleh harus terus dikembangkan serta diterapkan sesuai kebutuhan masing-masing siswa ABK. “Setiap siswa ABK memiliki kebutuhan yang berbeda. Guru harus mampu memberikan perlakuan khusus sesuai dengan kebutuhan mereka agar potensi anak dapat berkembang secara maksimal,” pungkasnya.(cak).

![]()
